EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASSA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dengan seiringya perkembangan media komunikasi ternyata perlu tentunya memperhatikan tentang jenis komunikasi yang dilakukan. Dalam prakteknya apakah komunkasi yang dilakukan itu bisa sesuai rendana atau tujuan yang diharapakan atau malah sebaliknya sangat jauh dari apa yang diharapkan. Maka dari itu perlu untuk mengetahui dan mampu melaksanakan bagaimana komunikasi yang efektif.

Karena pada zaman yang modern, komunikasi yang efektif sangat diperlukan sekali. Karena kalau kita tidak bisa berkomunikasi dengan efektif maka kita kan teringgal dengan pesaing-pesaing kita yang lain.

1.2  Rumusan Masalah

  1. mengetahui pengertian dari komunikasi massa, efektifitas?
  2. apa fungsi dari komunikasi massa?
  3. Bagaimana teori-teori efek komunikasi massa?
  4. Apa faktor yang mempengaruhi komunikasi massa?
  5. Bagaimana komunikasi massa yang efektif?

1.3  Tujuan

  1. mengetahui pengertian dari komunikasi massa, efektifitas?
  2. apa fungsi dari komunikasi massa?
  3. Bagaimana teori-teori efek komunikasi massa?
  4. Apa faktor yang mempengaruhi komunikasi massa?
  5. Bagaimana komunikasi massa yang efektif?

1.4  metode Penelitian

Dalam penyusuna makalah ini menggunakan metode penelitian pustaka (library Research) yakni dengan mengumpulkan data-data dari buku dan jurnal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Komunikasi

Komunikasi merupakan kata yang cukup sering kita dengar, teapi apakah kita tau apa definisi dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.[1] Setiap perilaku yang dilakukan oleh dua orang atau lebih bisa dikatakan komunikasi. Seperti ada dua orang yang sedang berkelahi, ngobrol, pacaran itu adalah sebagian kecil perilaku komunikasi.

Massa

Massa adalah kata yang sering kita dengar baik itu dalam pelajaran fisika ketika masih dibangku sekolah dan yang kita dengar ketika kita mendengarkan berita demontrasi disitu kita dengar sebuah kata massa. Dari situ kita bingung apa yang dimaksud dengan massa? Tetapi yang akan dibahas disini adalah massa yang bukan kita pelajari dipelajaran fisika tatapi massa yang merupakan khalayak masyarakat, sekumpulan individu yang berada di lokasi tertentu. Untuk menghilangkan kerancuan kita tenang memahami massa. Maka massa yang dimaksud dalam pengkajian komunikasi massa adalah lebih menunjuk kepada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa.[2] Dengan demikian massa disini menunjuk kepada khalayak, pemirsa, penonton, audience, atau pembaca.

Komunikasi Massa

Mengenai pengertian komunikasi massa ada beberapa pendapat. Bittner (1980): komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.[3] Gerbner (1967): komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.[4] Dari pengertian diatas maka definisi dari komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (Media cetak, elektronik).

Efektifitas

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.[5] Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

2.2. Fungsi-fungsi komunkasi massa

Ada banyak fungsi komunkasi massa, itu dilihat dari latar belakang dan tujuan yang berbeda. Komunikasi yang tujuannya untuk pendidikan dan ada pula yang tujuannya untuk mempengaruhi khalayak masyarakat, kepentingan politik, memberikan hiburan.

Menurut Jay black dan Frederick C. Whitney (1988) fungsi komunikasi massa adalah; Mengimpormasikan, memberi hiburan, membujuk, transmisi budaya. Lain dengan halnya yang diunkapkan oleh Harold D. Lasswell menyebutkan fungsi dari komuniasi massa adalah fungsi pengawasan, fungsi kolerasi, fungsi pewarisan sosial.[6]

1. Informasi

Informasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam komunikasi massa. Koponen yang paling penting untuk meengetahui fungsi informasi itu sendiri adalah berita-berita yang disajikan. Iklan juga bisa berfungsi pemberi informasi disamping fungsi-fungsi yang lainya.

Dalam sebuah informasi itu terkandung fakta-fakta seperti fakta-fakta yang dilihat oleh seorang wartawan yang dituangkan dalam sebuah tulisan. Dalamnya terkandung unsur 5W+1H tetapi saat ini tidak hanya sekedar itu, ditambah peliputan yang secara mendalam.[7]

Selain itu, buku juga merupakan media komunikasi massa yang berfungsi sebagai pemberi informasi. Maksudnya bukan sekedar buku-buku fiksi, tetapi yang ditulis berdasrkan fakta-fakta.

Film sejarah pun temasuk kedalam media komunikasi massa yang memberikan informasi. Mengapa demikian?. Karena faktanya ada. Hanya dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah yang ada dalam per-film-an.

2. Hiburan

Hiburan merupakan salah satu yang dibutuhkan. Seperti suami dan istri yang sibuk keluar rumah untuk kerja dan anak-anak yang sibuk sekolah maka pada kesempatan berkumpul maka sebagian besar pada waktu-waktu habis isya, dimana semuanya berkumpul dan santai-santai. Dalam situasi tersebut maka mereka memerlukan hiburan untuk melepas lelah ketika siang hari. Jadi hubungannya dengan media massa yang menyiarkan acara pada waktu-waktu itu bukan hiburan maka jarang diminati oleh khalayak atau penonton.

Begitu juga dengan media cetak, seperti majalah tidak semua itu isinya tentang informasi tetapi juga diisi dengan hiburan, misalnya ada gambar gambar dan sebagainya.

Jadi dalam fungsi komunikasi massa ada fungsi sebagai hiburan karena khalayak dari sasaran komunikasi massa butuh juga yang mananya hiburan untuk mengistirahatkan dirinya dari aktivitanya.

3. Persuasi

Dalam dunia komunikasi massa funsi persuasi tidak kalah pentingnya dengan hiburan dan informasi. Seperti kita bisa lihat dalam sebuah artikel, tajuk rencana, surat pembaca ternyata jika kita liat lebih mendalam ternyata terdapat fungsi persuasi.

Banyak lagi hal yang dibaca, didengar, dilihat oleh khalayak yang penuh mengandung kepentingan persuasi. Menurut Josep A. Devito (1997) fungsi dari persuasi adalah merupakan sesuatu yang penting dari komunikasi massa.[8] Persuasi dapat muncul dalam beberapa bentuk, yaitu;

  • Mengukuhkan atau memperkuat sifat, kepercayaan, atau nilai seseorang
  • Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang
  • Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu
  • Memperkenalkan etika atau menawarkan nilai tertentu

Media massa sering kali membuat atau mengukuhkan sesuatu yang sudah kita yakini. Seperti halanya dalah acara pengajian ataupun sebuah acara yang bernuansakan religius yang diadakan dalam media televisi. Secara tidak sadar, bahwa media telah mengukuhkan nilai yang diyakini oleh seseorang.

Media massa juga bisa menggerakan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan dan tidak melakukan perbuatan lain, misalnya dalam iklan. Tujuan utama iklan adalah untuk menggerakan konsumen untuk membeli barang yang diiklankan. Dalam dunia industri mengapa orang membeli barang X dan tidak mebeli barang Y?. ini sangat erat kaitannya dengan keberadaan media massa.

4. Transmisi budaya

Transmisi budaya hadir dalam bentuk komunikasi yang berakibat pada penerimaan individu. Dalam prosesnya bentuk komunikasi dipengaruhi dan ada kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman individu. Melalui individu,  komunikasi menjadi bagian dari pangalaman kelompok, audience berbagai jenis, dan individu menjadi bagian dari suatu massa. Hal ini merupakan pengalam yang kemudian di lakukan kembali dalam bentuk komunikasi. Warisan kemudian adalah dampak akumulasi budaya dan masyarakat sebelumnya yang sudah menjadi hak asasi manusia. Kemudian hal itu dipindahkan oleh individu, orang tua, kawan sebaya, kelompok primer dan sekunder dan proses pendidikan.

Tranmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan yaitu kontemorer dan historis.[9] Pada tingkatan kontenporer, media massa meberikan perubahan nilai masyarakat, dengan selalu memberikan bibit perubahan secara terus-menerus. Misalnya progrm televisi atau film yang mempertontonkan tema-tema tabu seperti sex dan telanjang, ini tentu akan mengakibatkan pergeseran budaya (akan terjadi trasmisi budaya) ataupun perubahan di dalam struktur sosial.

Sementara itu, dalam tingkatan historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membingnya ke masa depan. Dalam perjalannya manusia sudah dapat mengakumulasi pengalamannya dan juga membuktikan telah dapat menyortir dan menyaring diantara ingatan, membuang yang tidak dibutuhkannya, dan pemesanan istirahat untuk kesenangan dalam transmisi baik kepada teman sebaya maupun anak cucu.

5. Mendorong kohesi sosial

Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Dengan kata lain bahwa media massa mendorong masyarakat untuk bersatu memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka.[10]

Akan tetapi, mempunyai fungsi menyatukan atau integrasi sosial, sebenarnya media juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial.

6. Pengawasan

Menurut Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita.[11] Fungsi pengawasan disini dibagi menjadi dua, yaitu; pengawasan peringatan (warning or beworesurveillance) dan pengawasan instrumental (instrumental surveillance).

Fungsi pengawasan peringatan itu berkaitan erat dengan berbahaya atau tidaknya yang akibatnya bisa menimbulkan kerusakan secara fisik. Contoh bencana gunung berapi, gempa, wabah penyakit. Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah aktualisasi informasi yang berguna bagi mansyarakat, seperti harga kebutuhan pokok (beras, minyak dll) dan juga mengenai produk-produk baru.

7. Kolerasi

Fungsi dari kolerasi adalah sebagai penghubung dari bagian-bagian masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Peran media disini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat.[12]

8. Pewarisan sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai pendidik, baik menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu geberasi ke generasi selanjutnya.[13]

9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif

Komuniakasi massa adalah alat untuk memberi informasi tetapi dalam pemberian informasi yang diungkapkan mengandung motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan.[14] Memang sudah diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan sebagai media untuk memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya.

10. Menggugat hubungan trikotomi

Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Jadi tugas dari komunikasi massa melalui media massa untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil menjadi adil kembali atau yang tidak sehat menjadi sehatkembali.[15]

2.3. Teori Efek

Dalam kajian komunikasi massa dikenal tiga teori efek, yaitu; (1) efek tak terbatas (unlimited effect); (2) efek terbatas (limited effect); (3) efek moderat (not so limited effect).1

1. Efek tak terbatas (unlimited effect) 1930-1950

Menurut teori ini media massa mempunyai kekuatan luar biasa (all powerfull). Efek tidak terbatas ini didasarkan pada teori atau model peluru (bullet) atau jarum hipodermik (hypodermic needle). Disini media massa diibaratkan peluru. Jika peluru ditembakan ke sasaran, sasaran itu tidak akan bisa menghindar. Analogi ini menujukan bahwa peluru mempunyai kekuatan yang luar biasa di dalam usaha “mempengaruhi” sasaran. Hal inilah yang  mendasari media massa mempunyai efek tak terbatas.[16]

Efek ini didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut;

  • Ada hubungan lansung antara isi pesan dengan efek yang ditimbulkan
  • Penerima pesan tidak mempunyai sumber sosial dan psikologis untuk menolak upaya yang dilakukan oleh media massa.

Dengan semakin berkembangya komunikasi massa efek tak terbatas banyak mendapatkan kritikan, meskipun demikian, teori ini diyakini masih memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk benak audience. Ada beberapa alasan yang mendukun, yaitu;[17]

  • Pengulangan (Redundancy)
  • Mengidentifikasi dan memfokuskan pada Audience tertentu yag ditargetkan.

2. Efek terbatas (limited effect) 1956-1970

Efek terbatas dikenalkan oleh Joseph Klaper. Ia pernah menulis disertasi tentang efek terbatas media massa. Klaper menyimpulkan bahwa media massa mempunyai efek terbatas berdasarkan penelitiannya terhadap kasus. Ia menyimpulkan dari hasil penelitinnya bahwa ketiak media massa menawarkan isi yang diberitakan ternyata hanya sedikit yang bisa mengubah pandangan dan perilaku audience.[18] Sebagai contoh pada kampanye politik hanya sedikit yang mengubah pemilihannya ketiak sepanjang kampanye.

Persoalanya sekarang mengapa efek terbatas bisa terjadi? Ada dua alasan yang dapat dikemukakan.

  • Rendahnya terpaan media massa
  • Perlawanan

3. Efek moderat (not so limited effect) 1970-1980-an

Efek moderat mempunyai implikasi yang positif bagi perkembangan studi media massa. Disini membicarakan tentang bahwa sebelum sebuah pesan disiarkan perlu direncanakan dan diformat secara matang dan lebih baik. Sebab bagaimanapun pesan itu mempunyai dampak. Tetapi perlu diingat bahwa pesan tidak serta merta diterima oleh audience secara membabi buta. Artinya banyak variabel ikut mempengaruhi proses penerimaan pesan. Dengan kata lain, efek dimiliki media massa, tetapi peneriamaan efek itu juga dipengaruhi oleh faktor lain (pendidikan, linkungan sosial, kebutuhan dan sistem yang dianutnya).[19]

2.3. Jenis Efek Komunikasi Massa

1. Efek kehadiran media massa

Steven H. Chaffe menyebutkan lima hal mengenai efek kehadiran media massa, yaitu; (1) efek ekonomis; (2) efek sosial; (3) efek pada penjadwalan kegiatan; (4) efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu; dan (5) terhadap perasaan orang terhadap media.[20]

Efek ekonomis bisa mengerakan berbagai usaha – produksi, distribusi, dan konsumsi “jasa” media massa.

Efek sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa. Sudah tentu bahwa kehadiran televisi meningkatkan status sosial pemiliknya.

Efek penjadwalan kegiatan ini berakibat kepada merubah pola hidupnya, seperti yang sebelumnya belum ada televisi biasa tidur jam 8 dan bangun pagi untuk kerja, tetapi setelah ada televisi mereka sering tidur malam dan mengubah pola kebiasaan mereka.

Akibat kehadiaran media massa sebagai objek fisik sehingga menimbulkan hilangnya peasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu. Sering media digunakan untuk menghilangkan perasaan tidak enak – misalnya kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Media dipergunakan tanpa memperdulikan isi pesan. Kehadiran media massa juga bukan hanya untuk menghilangkan perasaan, ia pun menimbulkan perasaan baru.

2. Efek kognitif komunikasi massa

Citra merupakan peta anda tentang dunia. Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan relaitas.

“ Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu”, ujar Roberts (1977), “tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan; dan cirta inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku”.[21]

Dalam pengkajian komunikasi massa akan menelaah efek kognitif komunikasi pada pembentukan dan perubahan citra, kemudian teori agenda seting dan efek proposial kognitif media massa.

  • Pembentukan dan perubahan citra

Citra terbentuk dari informasi yang kita dapat atau terima. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Disinilah bahaya media massa karena media massa pada akhirnya mengasingkan orang dari pengalaman personalnya, dan walaupun tampak mengguncangkannya, media massa memperluas isolasi moral sehingga mereka terasing dari yang lain dan realitas dari diri mereka sendiri. Tetapi sekali media massa bisa merusak kemampuan sesorang memperoleh pengalaman yang bermakna.[22]

  • Agenda setting

Dalam komunikasi massa sebuah informasi yang diberikan kepada khalayak itu sudah mengalami penyaringan. Maka dari itu banyak terjadi pencitraan yang berbeda antara media yang satu dengan media yang lainnya. Karena mereka mempunyai standar tersendiri untuk menentukan informasi yang layak untuk di informasikan kepada khalayak. Bagaimana media massa menyajikan peristiwa, itulah yang disebut dengan agenda media.

Karena pembaca, pemirsa, dan pendengar kebanyakan memperoleh informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat. Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota masyarakat apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat.[23]

  • Efek proposial kognitif

Media massa seperti televisi, radio, surat kabar bila memberikan informasi dan memberikan manfaat atau nilai yang berguna, maka khalayaknya akan memperoleh manfaat dari informasi tersebut? Dan disini akan membahas bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Inilah yang kita sebut efek prososial.[24]

Sebagai contoh ketika melihat televisi jika kita dengan menonton televisi mengakibatkan kita pandai berbahasa Indonesia yang baik dan benar, berarti televisi menimbulakan efek prososial kognitif.

1. Efek afektif komunikasi massa

  • Pembentukan dan perubahan sikap

Semua sikap pada dasarnya bersumber pada organisaasi kognitif – pada pengalaman dan pengetauan yang kita miliki. Sikap akan selalu diarahkan kepada objek, kelompok atau orang. Hunbungannya adalah pasti didasarkan pada informasi yang kita peroleh tentang sifat-sifat mereka. Dengan kata lain bahwa sikap kita itu bergantung dari pencitraan kita terhadap sesuatu tersebut.[25] Sebagai contoh jika kita memahami mengenai penyakit cacar itu diakibatkan oleh virus, maka kita akan berfikir positif terhadap vaksinasi. Berbeda ketika kita memahami bahwa penyakit cacar itu diakibatkan oleh mahluk halus, maka kita akan befikir negatif terhadap vaksinasi.

  • Rangsangan emosional

Faktor-faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa, yaitu; suasana emosional, skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual, dan identifikasi khalayak terhadap tokoh yang ada dalam media massa (Weiss, 1969, V:52-59)[26]

Skema kognitif ini yaitu mengenai alur seperti dalam film adalah alur naskah. Kita sering terbawa oleh alurnaskah tersebut. Sehingga kita meninggalkan alur kognitif kita sendiri, yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman.

Suasana terpaan, seperti anda akan takut melihat film horor sendirian itu berakibat dari suasana terpaan film tersebut.

Faktor predisposisi individual mengacu kepada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menangapi tragedi lebih terharu dari pada orang yang periang.

Faktor identifikasi menunjukan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa.

  • Rangsangan seksual

ngmerangsang yang ditampilkan media massa. Stimuli erotis adalah merupakan stimuli yang membangkitkan gairah seksual – internal dan eksternal.[27] Stimuli perngrang yang bersifat eksternal ini sangat kompleks karena kita bisa lihat bahwa rangsangan seksual sesorang tidak hanya sekedar melihat objeknya, jadi walaupun tidak melihat objek erotis, tidak menciumnya, tidak menyentuhnya manusia bisa terangsang secara seksual. Ini terjadi karena stimulinya bisa beruabah disebabkan proses pelaziman atau peneguhan.

Karena proses pelaziman maka makna semua yang ada didunia ini akan bisa menjadi stimuli erotis, seperti saputangan, minyak wangi, selain itu imajinasi juga sangat berpengaruh dalam stimuli. Dan imajinasi tersebut ada kaitan erat dengan pengalaman.

  1. Efek behavioral komunikasi massa

Pada waktu membicarakan efek kehadiran media massa secara sepintas kita juga menyebutkan efek behavioral seperti pengalihan kegiatan dan penjadwalan kegiatan sehari-hari. Perilaku meliputi bidang yang luas; yang kita pilih – dan yang paling sering dibicarakan – aialah efek komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima (efek prososial behavioral) dan pada perilaku agresif.

  • Efek prososial behavioral

Perilaku proposial adalah memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Keterampilan ini biasanya diperoleh dari proses belajar. Menurut Bandura proses belajar sosial itu dikatagorikan kedalam empat tahapan proses, yaitu;[28]

1. Proses perhatian

Pertama dalam melakukan pembelajaran adalah adanya peristiwa yang dapat diamati. Bila peristiwa sudah diamati maka terjadilah tahap pertama yaitu perhatian. Dalam persoalan yang biasanya cepat mendapat perhatian adalah sesuatu yang tampak menonjol dan sederhana. Disisni kita mulai mengurai faktor-faktor personal dalam perhatian. Menurut Bandura menyebut faktor-faktor ini yang menjadi penentu dalam memilih apa yang kita akan perhatikan dan kita teladani.

2. Proses pengingatan

Proses ini untuk mengingat sesuatu yang sudah kita perhatikan. Khalayak harus mampu menyimpan hasul pengamatannya dan mampu memanggil kembali tatkala meraka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan.

3. Proses reproduksi

Menghasilkan kembali perilaku tau tindakan yang kita amati. Tetapi apakah kita betul-betul melaksanakan perilaku teladan itu begantung kepada motivasi? Motivasi bergantung kepada peneguhan. Ada tiga macam peneguhan, yaitu; peneguhan eksternal, peneguhan gantian dan peneguhan diri.

  • Agresi sebagai efek komunikasi massa

Dalam film sering sekali menonotonkan adegan seks dan kekerasan dan ini merupakan adegan yang memikat perhatian pemirsa. Seperti anak-anak yang sering menonton film yang ada adegan kekerasan mereka cenderung dalam bermainnya meniru tindakan-tindakan tersebut.

Secara singkat efek dari adegan kekerasan dalam film atau televisi dapat disimpulkan dalam tiga tahap, yaitu; (1) mula-mula penonton mempelajari metode agresi setelah melihat contoh; (2) selanjutnya, kemampuan penonton untuk mengendalikan dirinya berkurang dan (3) akhirnya, merka tidak lagi tersentuh oleh orang yang menjadi korban agresi.[29] Jadi film kekerasan mengajarkan agresi, mengurangi kendali moral penontonnya, dan menumpulkan perasaan mereka.

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi

Komunikasi mempunyai efek yang diwujudkan dalam tiga hal; efek kognitif (pengetahuan), afektif (emosional dan perasaan), behavioral (perubahan pada perilaku). Dalam perkembangan komunikasi ternyata proses pengaruh tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

1. Faktor individu

Pengaruh faktor individu itu berdampak pada penerimaan pesan yang ini sangat erat kaitannya dengan psikologi. Ada banyak faktor pribadi anata lain selective attention, selective perception, dan selective retention, motivasi dan pengetahuan, kepercayaan, pendapat, nilai dan kebutuhan, pembujukan, kepribadian dan penyesuaian diri.

Selective ettention adalah individu yang cenderung memperhatikan dan menerima terpaan pesan media massa yang sesuai dengan pendapat dan minatnya.[30] Dan menghindari pesan-pesan yang tidak sesuai dengan pendapatnya. Contoh seperti seseorang yang merupakan anggota PKS akan cenderung menghadiri atau melihat kampanye partai PKS dibanding dengan kampanye yang lain.

Selective perception adalah seorang individu ang secara sadar akan mencari media yang akan bisa mendorong kecenderungan dirinya.[31]

Selective retention adalah kecenderungan orang hanya untuk mengingat pesan yang sesuai dengan pendapat dan kebutuhan dirinya.[32] Sebagai contoh seorang duda atau janda kebetulan melihat acara televisi tentang perkawinan. Pada saat bersamaan orang tersebut ingin mencari pasangan hidup lagi.

2. Faktor sosial

Ada beberapa faktor dalam sosial yang mempengaruhi terhadap efek komunikasi, diantarany; umur dan jenis kelamin, pendidikan dan latihan, pekerjaan dan pedapatan, agama, tempat tinggal.[33]

Umur dan jenis kelamin juga sangat berpengaruh kepada penerimaan pesan. Bisa jadi umur dan jeis kelamin sesorang akan mempengaruhi terhadap kelompok ia bergabung. Menurut Wilbur Schramm kontek kelompok ketika komunikan menjadi anggotanya ikut mempengaruhi peneriamaan pesan media massa.[34] Sebagai contoh individu yang masuk kedalam organisasi NU akan lebih mudah menerima pesan-pesan media massa yang mendukung keberadan NU dan itu berlaku sebaliknya.

Tingkat pendidikan yang berbeda juga berpengaruh kepada penerimaan pesan. Seperti pada masyarakat yang tingkat pendidkannya rendah akan lebih suka tentang pemberitaan mengenai seks, kriminal, dan kejahatan lain atau pemebitaan yang bombastis. Berlainan dengan seorang pegawai bank yang notabennya berpendidikan tinggi lebih suka bisnis indonesia, infobank.

Agama juga ikut mempengaruhi efek penerimaan pesan. Agama akan menjadi faktor penentu organisasi apa yang akan diikuti. Akhirnya oraganisasi keagamaan yang diikuti akan ikut menentukan proses penerimaan pesan.

2.5. Kefektifan Komunikasi Massa

Melihat dari pengertian efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jadi kefektifan dari komunikasi massa bisa diukur dari tujuannya. Apakah tujuan komunikasi massa udah tercapai? Apakah sudah tepat sasaran sesuai yang dinginkan dari komunikasi massa? Apakah feedback yang timbul sudah sesuai dengan prediksi atau apa yang diharapkan?

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kita berfikir lagi kebelakang. Dari yang sudah dijelaskan bahwa dalam konunikasi massa kita harus memperhatikan tentang keadaan khalayak, bisa jadi tentang psikologi dan sosiologi khalayak. sebelum terjun kelapangan kita harus mengetahui terlebih dahulu keadaan khalayaknya. Bila seorang Da’i yang dia berdakwah harus dahulu masyarakat yang akan didakwahkannya, karena jika tidak mengtahui maka akan berakibat fatal. Yang seharusnya materi tersebut disampaikan pada orang muhamadiyah ini disampaikan pada orang NU maka komunikasinya tidak akan efektif.

Bab III

Kesimpulan

Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

Fungsi dari komunikasi massa adalah mengimpormasikan, memberi hiburan, membujuk, transmisi budaya. Lain dengan halnya yang diunkapkan oleh Harold D. Lasswell menyebutkan fungsi dari komuniasi massa adalah fungsi pengawasan, fungsi kolerasi, fungsi pewarisan sosial.

Dalam kajian komunikasi massa dikenal tiga teori efek, yaitu; (1) efek tak terbatas (unlimited effect); (2) efek terbatas (limited effect); (3) efek moderat (not so limited effect).

Efek dari komunikasi massa mengakibatkan beberapa efek, yaitu;efek kehadiran media massa, efek kognitif komunikasi massa, efek afektif komunikasi massa, efek behavioral komunikasi massa.

Komunikasi mempunyai efek yang diwujudkan dalam tiga hal; efek kognitif (pengetahuan), afektif (emosional dan perasaan), behavioral (perubahan pada perilaku). Dalam perkembangan komunikasi ternyata proses pengaruh tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor individu dan faktor sosial.


DAFTAR PUSTAKA

http://dewi.students-blog.undip.ac.id/2009/05/27/perbedaan-efisiensi-dan-efektivitas/

Mulyana Deddy, Komunikasi Efketif, 2004 (Badung; PT Remaja Rosdakarya).

Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa, 2007. (Jakarta; PT RajaGraindo Persada)

Rahmat Jalaludin, Psikologi Komunikasi, 2008 (Bandung; PT Remaja Rosdakarya)


[1] Deddy Mulyana, Komunikasi Efketif, (Badung; PT Remaja Rosdakarya) 2004, hal 3

[2] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa, (Jakarta; PT RajaGraindo Persada) 2007, hal 4

[3] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya) 2008, hal 188

[4] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 188

[5] http://dewi.students-blog.undip.ac.id/2009/05/27/perbedaan-efisiensi-dan-efektivitas/

[6] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 64

[7] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 66

[8] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 72

[9] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 75

[10] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 77

[11] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 78

[12] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 82

[13] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 86

[14] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 89

[15] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 91

[16] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 215

[17] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 218

[18] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 220

[19] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 227

[20] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 220

[21] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 224

[22] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 226

[23] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 230

[24] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 230

[25] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 233

[26] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 235

[27] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 237

[28] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 240

[29] Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,..hal 246

[30] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 229

[31] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 230

[32] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 231

[33] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 234

[34] Nurudin, Pengantar Komunkasi Massa….hal 235

Posted on Agustus 9, 2010, in Komunikasi, makalah. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar